Sering
kali fokus pemberian gizi seimbang hanya diperuntukkan bagi balita. Padahal
semua orang, muda, remaja, tua, membutuhkan gizi seimbang yang akan membuat kegiatan
mereka sehari-hari berjalan lancar. Tidak salah juga memperhatikan status gizi
menurut who balita menurut KMS (Kartu Menuju Sehat) yang sudah disesuaikan
dengan status gizi menurut WHO. Tapi hendaknya program tersebut tidak berhenti ketika
anak sudah beranjak semakin besar.
Menurut
Bengoa (dikutip oleh jelliffe, 1966), malnutrisi merupakan masalah ekologi
sebagai hasil yang saling mempengaruhi (multiple overlapping) dan interaksi
beberapa faktor fisik, biologi dan lingkungan budaya. Jadi jumlah makanan dan
zat-zat gizi yang tersedia bergantung pada keadaan lingkungan seperti iklim,
tanah, irigasi, penyimpanan, transportasi dan tingkat ekonomi dari penduduk. Di
samping itu, budaya juga berpengaruh seperti kebiasaan memasak, prioritas
makanan dalam keluarga, distribusi dan pantangan maka bagi golongan rawan gizi.
Dengan menyadari hal tersebut diatas, dipandang sangat penting untuk melakukan
pengukuran ekologi yang dapat menyebabkan malnutrisi di masyarakat sebagai
dasar untuk melakukan program intervensi (schrimshaw, 1964).
Secara
rasional, program yang bersifat preventif sebaiknya diarahkan pada semua faktor
yang terlibat dalam kesehatan masyarakat disuatu daerah tertentu. Menurut
jellife (1966), faktor ekologi yang berhubungan dengan penyebab malnutrisi
dibagi dalam enam kelompok, yaitu keadaan infeksi, konsumsi makanan, pengaruh
budaya, sosial ekonomi, produksi pangan, serta kesehatan dan pendidikan.
Selengkapnya, silahkan download
No comments:
Post a Comment
Selamat datang di adifit'sblog
selamat bergabung di blog ini
silahkan tinggalkan beberapa komentar demi inovasi kita bersama.